-->
NaJ6NGt7NGxbLGB8MGN5NGxdN6MkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE103

Pengalaman Mengalami Kesurupan oleh "Makhluk Tak Kasat Mata"


Hello brot dan sis kembali lagi di Adink’s Story. Apa kabarnya? semoga baik-baik saja ya. Lagi-lagi gue jarang update post lagi nih, bukan apa-apa cuman lagi kagak ada bahan aja hihihi. Pada kesempatan kali ini gue mau cerita sebuah pengalaman yang mungkin tidak akan gue lupakan, dan cerita ini sedikit agak mistis/horror ya karena gue akan kasih tahu pengalaman gue merasakan yang namanya "kesurupan", dan seperti biasa catatannya tulisan gue bukan mau menggiring opini atau menyinggung seseorang, adapun jika tidak sependapat dengan gue ayo kita diskusi dengan baik-baik kata si penulis dalam hatinya. Ngomong-ngomong gue lagi nulis cerita horror gini tiba-tiba suasana di tempat penulis jadi sedikit berat jir.... dan sesekali juga seperti merasakan ada hembusan angin di belakang leher hmmm padahal gue nulisnya ini sambil nyetel lagu ROCK loh biar netralisir tapi tetap aja seperti ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan kata si penulis yang malah curhat bukannya melanjutkan ceritanya.

Fenomena kesurupan memang sudah lazim terjadi di negara +62 ini, namun penyebabnya lah yang masih menjadi perdebatan, ada yang menyebutkan dikalangan agamis itu bekaitan dengan adanya hantu/setan yang merasuki tubuh, dan disatu sisi kalangan ilmuwan menyebutkan bahwa kesurupan itu berkaitan dengan medis bukan hantu. Lalu manakah yang paling benar? di tim manakah kalian berada? nah, supaya tidak semakin membingungkan gue coba sedikit menjabarkan dari kedua sisi tersebut ditambah menurut pendapat penulis sendiri. Kesurupan di mata medis disebut dengan “Possession Trance Disorder”. Trance and possession disorder  merupakan kategori diagnostik baru dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV). DSM sendiri merupakan standar klasifikasi gangguan mental yang dipergunakan oleh para profesional kesehatan mental di Amerika Serikat. Dalam DSM-IV, possession trance disorder termasuk dalam kategori dissociative disorder alias gangguan disosiatif. Gangguan disosiatif adalah hilangnya sebagian atau seluruh integrasi antara kenangan masa lalu, kesadaran identitas, dan sensasi serta kontrol dari gerakan tubuh. Ini berarti bahwa possession trance disorder dapat diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk dari gangguan mental terkait perubahan identitas diri.

Jika diartikan secara terpisah, trance didefinisikan sebagai keadaan mental di mana individu tidak memiliki kesadaran atas mental dan/atau lingkungannya dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan possession disorder merupakan sebuah istilah dari pengalaman yang terjadi dalam masyarakat atau istilah yang menggambarkan pengaruh dari agen kekal (Cardena, 1992). Berdasarkan WHO dalam ICD 10 versi 2008, possession trance disorder adalah gangguan di mana terjadi kehilangan sementara identitas pribadi dan kesadaran penuh dari lingkungan. Termasuk disini kondisi kesurupan yang disengaja atau yang tidak disengaja, terjadi di luar situasi keagamaan atau penerimaan budaya. Hal ini berarti kesurupan bukan terjadi karena suatu kepercayaan agama atau budaya, melainkan lebih kepada faktor mental seseorang. Apa saja ciri-ciri orang yang kesurupan? Ketika tubuh seseorang kehilangan identitasnya, tentu ia tidak menjadi diri sendiri dan berlaku seperti orang lain. Sehingga saat kesurupan atau mengalami possession trance disorder, orang tersebut bertingkah aneh, membicarakan hal yang tidak biasa, dan dengan nada berbeda. Seringnya setelah kesurupan terjadi, orang yang bersangkutan tidak ingat apa yang telah dilakukannya. Dilansir dari psychnet-uk.com, possession trance ditandai dengan perubahan sementara dalam identitas di mana identitas yang normal seseorang sementara diganti atau seolah-olah dimiliki oleh “roh, hantu, kekuatan, dewa, atau orang lain”. Pengalaman menjadi yang “dimiliki” oleh entitas lain, seperti orang, dewa, setan, binatang, atau benda mati, mempunyai arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda dan karena itu diagnosis untuk gangguan ini mungkin terikat budaya. Saat seseorang sedang diambil alih kepemilikan identitasnya atau sedang kesurupan, orang tersebut biasanya mengalami berbagai tanda, seperti :
  • Kehilangan kontrol atas tindakannya
  • Perubahan perilaku atau bertindak berbeda
  • Kehilangan kesadaran lingkungan
  • Kehilangan identitas pribadi
  • Kesulitan membedakan kenyataan dari fantasi pada saat kesurupan
  • Perubahan nada suara
  • Perhatiannya berkeliaran
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kehilangan kesadaran waktu
  • Kehilangan memori atau ingatan
  • Penampilan tubuhnya berubah
Terkadang, tanda-tanda possession trance disorder tersebut sama dengan tanda-tanda gangguan mental lainnya, seperti demensia, epilepsi, skizofrenia, sindrom Tourette, dan amnesia disosiatif. Sehingga, harus diketahui perbedaan antar penyakit tersebut agar possession trance disorder dapat didiagnosis dengan tepat.

Apa yang menyebabkan seseorang kesurupan? Kondisi possession hanya dapat dipahami melalui kombinasi perspektif biologis, antropologis, sosiologis, psikopatologis dan eksperimental. Kesurupan atau possession trance disorder dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor spiritual, sosial, psikologis dan fisik. Dengan melakukan pemeriksaan mendalam, mungkin faktor penyebabnya bisa diketahui. Gangguan disosiatif juga dapat menyebabkan possession trance disorder ini. Karena trauma psikologis dan kekerasan yang berulang menyebabkan tekanan sosial dan mental. Pengalaman disosiatif ini berubah dari nonpatologis ke patologis. Namun, belum ada teori biologis tentang asal-usul gangguan possession trance disorder ini. Berdasarkan penjelasan kesurupan menurut medis di atas dapat gue simpulkan bahwa fenomena ini ternyata ada kajian ilmiahnya walaupun menurut gue masih sempit dan kurang bisa menjelaskan penyebab secara pasti karena ilmiah pasti menampikan faktor karena hal-hal gaib. Namun pemahaman ini menjadi alternatif jawaban apabila ditanya oleh orang yang "atheis" atau tidak percaya hal-hal gaib.

Selanjutnya, dalam pandangan agama dalam hal ini keyakinan yang penulis anut yaitu islam, manusia terkait dengan fenomena kesurupan jin, terbagi menjadi dua golongan :
1. Mempercayainya dan meyakininya. Itulah keyakinan umumnya kaum muslimin.
2. Mereka yang mengingkarinya, dan menganggap itu bukan kesurupan jin. 
Keyakinan ini menjadi salah stau prinsip aliran liberal, mengikuti pemahaman pendahulunya, sekte Mu’tazilah. Untuk yang kedua ini tidak perlu dilirik, karena mereka lebih mengedepankan akal dan logika sederhana, ketimbang dalil Alquran dan sunah. Lalu Bagaimana Islam Memandang?
 
Berikut beberapa catatan yang bisa kita jadikan bahan pertimbangan untuk membuat kesimpulan yang lebih benar:

Pertama, terdapat banyak dalil dari Alquran dan hadis yang menggambarkan keberadaan penyakit kesurupan jin. Diantaranya :

1. Allah berfirman, menceritakan keadaan pemakan riba ketika dibangkitkan,
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا
Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba…” (QS. Al-Baqarah: 275)

Keterangan Ibnu Katsir,
أي لا يقومون من قبورهم يوم القيامة إلا كما يقوم المصروع حال صرعه وتخبط الشيطان له ، وذلك أنه يقوم قياماً منكراً ، وقال ابن عباس : آكل الربا يبعث يوم القيامة مجنوناً يخنق
“Maksud ayat, pemakan riba tidak akan dibangkitkan dari kubur mereka pada hari kiamat kecuali seperti bangkitnya orang yang kesurupan dan kerasukan setan. Karena dia berdiri dengan cara tidak benar. Ibnu Abbas mengatakan, “Pemakan riba, dibangkitkan pada hari kiamat seperti orang gila yang tercekik.” (Tafsir Ibn Katsir, 1:708).

Terkait fenomena al-Qurtubi menegaskan,
هذه الآية دليل على فساد إنكار من أنكر الصرع من جهة الجن ، وزعم أنه من فعل الطبائع وأن الشيطان لا يسلك في الإنسان ولا يكون منه مس
“Ayat ini dalil tidak benarnya pengingkaran orang terhadap fenomena kesurupan karena kerasukan jin. Mereka menganggap bahwa itu hanya murni penyakit badan. Sedangkan setan tidak bisa mengalir di dalam tubuh tubuh manusia dan tidak bisa merasuk ke dalam tubuhnya.” (Tafsir a-Qurtubi, 3:355)

2. Disebutkan dalam hadis dari Abul Aswad as-Sulami, bahwa diantara doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَدْمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْغَرَقِ، وَالْحَرِيقِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tertimpa benda keras, aku berlindung kepada-Mu dari mati terjatuh, aku berlindung kepada-Mu dari tenggelam dan kebakaran, dan aku berlindung kepada-Mu dari keadaan setan merasuki badanku ketika mendekati kematian…” (HR. Nasai 5533 dan dishahihkan al-Albani)

Al-Munawi menjelaskan,
“…setan merasuki badanku ketika mendekati kematian…”: dengan gangguan yang yang bisa menggelincirkan kaki, merasuki akal dan pemikiran. Terkadang setan menguasai seseorang ketika hendak meninggal dunia, sehingga dia bisa menyesatkannya dan menghalanginya untuk bertaubat… (Faidhul Qadir, 2:148)

Kedua, kesurupan, dengan jin masuk ke tubuh manusia adalah kejadian yang hakiki, kenyataan dan bukan khayalan.

Abdullah bin Imam Ahmad pernah bertanya kepada ayahnya,
إنَّ قَوْمًا يَزْعُمُونَ أَنَّ الْجِنِّيَّ لَا يَدْخُلُ فِي بَدَنِ الْإِنْسِيِّ
“Sesungguhnya ada beberapa orang yang berpendapat, bahwa jin tidak bisa masuk ke badan manusia.”

Imam Ahmad menjawab,
يَا بُنَيَّ يَكْذِبُونَ هُوَ ذَا يَتَكَلَّمُ عَلَى لِسَانِهِ
“Wahai anakku, mereka dusta. Jin itulah yang berbicara dengan lisan orang yang dirasuki.”

Setelah membawakan keterangan ini, Syaikhul Islam memberi komentar,
وَهَذَا الَّذِي قَالَهُ أَمْرٌ مَشْهُورٌ فَإِنَّهُ يَصْرَعُ الرَّجُلَ فَيَتَكَلَّمُ بِلِسَانٍ لَا يَعْرِف مَعْنَاهُ وَيُضْرَبُ عَلَى بَدَنِهِ ضَرْبًا عَظِيمًا لَوْ ضُرِبَ بِهِ جَمَلٌ لَأَثَّرَ بِهِ أَثَرًا عَظِيمًا. وَالْمَصْرُوعُ مَعَ هَذَا لَا يُحِسُّ بِالضَّرْبِ وَلَا بِالْكَلَامِ الَّذِي يَقُولُهُ
“Apa yang disampaikan Imam Ahmad adalah masalah yang terkenal di masyarakat. Orang yang kerasukan berbicara dengan bahasa yang tidak bisa dipahami maknanya. Terkadang dia dipukul sangat keras, andaikan dipukulkan ke onta, pasti akan menimbulkan sakit. Meskipun demikian, orang yang kesurupan tidak merasakan pukulan dan tidak menyadari ucapan yang dia sampaikan.”
Beliau juga menegaskan,
ومن شاهدها أفادته علماً ضرورياً بأن الناطق على لسان الإنس ، والمحرك لهذه الأجسام جنس آخر غير الإنسان
"Orang yang menyaksikan kejadian kesurupan, dia akan mendapatkan kesimpulan yang meyakinkan bahwa yang bicara dengan lidah manusia dan yang menggerakkan badannya adalah makhluk lain, selain manusia" (Majmu’ al-Fatawa, 24:277).

Ketiga, ulama sepakat, jin bisa merasuki tubuh manusia. Hal ini sebagaimana ditegaskan Syaikhul Islam dalam fatwanya :
وليس في أئمة المسلمين من ينكر دخول الجن بدن المصروع وغيره، ومن أنكر ذلك وادعى أن الشرع يُكذب ذلك فقد كذب على الشرع، وليس في الأدلة الشرعية ما ينفي ذلك
“Tidak ada satupun ulama islamyang mengingkari jin bisa masuk ke badan orang yang kesurupan dan lainnya. Orang yang mengingkari hal ini dan mengklaim bahwa syariat mendustakan anggapan jin bisa masuk ke badan manusia, berarti dia telah berdusta atas nama syariah. Karena tidak ada satupun dalil syariat yang membantah hal itu.” (Majmu’ al-Fatawa, 24:277).

Berdasarkan 2 pandangan yang telah dijelaskan di atas dapat gue tarik kesimpulan bahwa fenomena kerasukan/kesurupan itu selain bisa dijelaskan secara ilmiah/medis juga dalam sudut pandang agama dalam hal ini kesurupan oleh jin adalah suatu kenyataan yang tidak mungkin dibantah. Di samping kejadian di lapangan, realita ini juga dibuktikan dengan dalil Alquran, hadis dan kesepakatan ulama. Satu-satunya golongan yang mengingkari realita ini adalah mu’tazilah, dan para pemuja akal sederhana yang mengikuti jejaknya. Ada banyak sebab, mengapa jin merasuk ke dalam tubuh manusia, bisa karena motivasi cinta dan bisa sebaliknya, karena kebencian dan sifatnya yang memang ditugaskan untuk menggoda iman manusia. Allahu a’lam.

Bagi sebagian orang termasuk gue mempunyai pendapat bahwa kesurupan itu tergantung kekuatan iman, kondisi seseorang yang dapat terlihat dalam bentuk aura, sering diungkapkan bahwa orang yang beriman memiliki cahaya. Tingkat kekhusyukan seseorang dalam shalatnya dapat mencerminkan tingkat keimanan seseorang. Agus Mustofa (pengarang buku Zikir Tauhid), dapat menunjukkan bahwa kekhusyukan seseorang bisa dibuktikan secara ilmiah. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, dengan menggunakan fotografi aura, terlihat bahwa kondisi seseorang akan memancarkan aura dengan warna yang berbeda. Beliau memiliki latar belakang pendidikan Teknik Nuklir (UGM) dengan lingkungan keluarga yang mendalami kegiatan tasawuf (sufi). Dengan latar belakang tersebut beliau memiliki ketertarikan hubungan antara ilmu pengetahuan dengan apa yang diungkapkan dalam Al Qur’an. Mengenai fotografi aura, pada awalnya ditemukan oleh ilmuwan Rusia pada tahun 1930an, Profesor Semyon Kirlian, tanpa sengaja. Saat memperbaiki mesin bertegangan tinggi, tangannya berpendar mengeluarkan cahaya aura akibat terimbas oleh arus elektron mesin tersebut. Keanehan itu diabadikannya dengan cara memotret tangan yang berpendar tersebut. Selanjutnya pada tahun 1939, Kirlian dan isterinya membuat alat fotografi (Foto Kirlian) bertegangan tinggi untuk melihat medan energi yang terpancar dari anggota tubuh manusia. Pada tahun 80-an, sejumlah ahli menemukan teknologi baru yang dikenal dengan fotografi aura, menggunakan sensor biofeedback yang mengirim hasil sensor ke kamera. Pada akhir 90-an, dengan adanya kemajuan teknologi komputer, muncul fotografi aura yang lebih canggih, disebut Computerized Multimedia Biofeedback System. Alat inilah yang digunakan oleh Agus Mustofa dalam penelitiannya serta menjadi sarana pelatihan untuk meningkatkan kekhusyukan ibadah.

Berikut ini adalah contoh dari hasil penelitian yang dilakukannya :
  1. Orang yang sedang marah akan memancarkan warna aura yang cenderung merah.
  2. Orang yang sedang tidur / relaksasi warna auranya cenderung ungu.
  3. Orang yang sebelumnya memiliki warna hangat (merah, orange, kuning), setelah berwudu maka tampak warna aura langsung berubah menjadi hijau-biru.
  4. Dengan berzikir khusyuk akan meningkatkan warna ”rendah” menjadi warna ”tinggi”
  5. Apabila seseorang dapat menguasai seluruh sifat (aura) tersebut maka dihasilkan warna putih.
  6. Orang yang tidak beriman, saat melakukan meditasi hanya akan mencapai warna dengan energi tertinggi (ungu). Orang-orang yang beriman, kemudian berzikir, maka dapat mencapai warna putih.
  7. Orang yang sedang kesurupan sama dengan orang yang tidur, auranya ungu.
Dalam Al Quran tidak banyak dibicarakan masalah warna-warna aura, yang banyak justru cahaya bagi orang-orang beriman dan kegelapan bagi orang-orang yang banyak berbuat dosa:
  • Yaitu pada hari ketika kamu melihat orang mu’min laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, dikatakan kepada mereka : Pada hari ini ada berita gembira untukmu, yaitu surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak. (QS. Al Hadiid: 12)
  • Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan mendapat balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari azab Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS.Yunus:27)
  • Allah pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al Baqarah 257)
Selain freksensi warna, rupanya terdapat pula frekuensi lain yang berbeda yang dapat menunjukkan tingkat kecerahan atau kegelapan. Agus Mustofa berhasil meneliti bahwa seseorang yang sedang bermasalah akan menampilkan warna-warna gelap, seperti merah gelap, kuning gelap, bahkan ungu gelap. Jadi, seseorang dengan aura warna ungu tidak selalu merefleksikan tingginya tingkat spiritualitas, tetapi ini baru merefleksikan potensi kekhusyukan, sehingga harus dilihat apakah ungu gelap atau terang. Bila ungunya gelap, bisa berarti ia sedang dalam kondisi sakit atau angkuh. Sebaliknya, ungu yang cerah menggambarkan perikemanusiaan, kebangkitan spiritual dan intuitif. Dengan demikian, terdapat dua dimensi warna aura, yaitu potensi untuk berkomunikasi dengan Allah (potensi kekhyusukan) serta dimensi tingkat kecerahan cahaya yang bermakna kebaikan atau keburukan, atau tingkat keimanan seseorang. Dalam penelitiannya, diketahui bahwa biasanya dalam berzikir, warna-warna aura akan bergerak menuju warna ungu sampai mencapai kekhusyukan, kemudian setelah itu menjadi semakin terang ke arah putih jernih. Adapula yang terjadi secara bersamaan, warna aura berubah menjadi terang, merah terang sampai menjadi putih. Demikianlah, kebenaran ayat-ayat suci memang dapat dibuktikan, namun untuk membuktikannya diperlukan upaya berupa ilmu, pengetahuan dan penghayatan serta niat dan pengamalan dari ayat-ayat suci Al Quran. Dan tentunya hanya atas izin dan kehendakNya lah hidayah tersebut dapat diberikan.

Seperti yang gue ketahui bahwa eksistensi makhluk halus itu benar adanya, berdasarkan pengetahuan gue, alam kita tinggal dan mereka itu berbeda dimensinya, dimensi manusia itu positip/hangat sedangkan dimensi makhluk halus itu negatif/dingin dan ibaratnya itu seperti magnet yang memiliki daya tarik menarik. Tak jarang kita dapat merasakan kehadiran mereka disekitar kita, seperti hal nya magnet ketika kita berada di suatu tempat yang angker/sepi kita kadang merasa merinding dengan ditandai bulu kuduk yang naik, nah penyebabnya itu secara metafisika disinyalir karena kita telah bersinggungan dengan makhluk halus/jin yang berada di tempat tersebut, akibat muatan elektromagnetik tubuh manusia yang positip dan jin yang negatif maka kedua dimensi itu beradu sehingga menyebabkan efek roma bulu halus/kuduk tubuh manusia itu merinding (analoginya sama kaya waktu kecil kita dulu bermain dengan penggaris yang digosok-gosokan ke ke kulit tangan/kepala kemudian ketika ditempelkan ke rambut atau potongan kertas dapat mengangkat rambut/kertas tersebut walaupun hanya beberapa detik saja. Hayo siapa yang pernah ngelakuin hal tersebut waktu kecil atau SD?) Konon katanya ketika manusia merasa ketakutan akan membuat warna aura tubuh juga berubah menjadi "merah" (yang pada normalnya aura tubuh manusia umumnya berwarna hijau atau biru) dan biasanya orang dengan warna aura merah tersebut akan mengundang sosok jin mendekat karena mereka dapat melihat aura serta membaca pikiran manusia. Lalu apa yang terjadi selanjutnya apabila kita merasa merinding ketika berada di tempat angker? hal tersebut terjadi karena di dekat kita ada makhluk halus dan apabila akibat merinding tersebut badan kita mulai terasa dingin, kepala pusing atau leher dan pundak/punggung terasa pegal maka sosok makhlus halus/jin tersebut diduga telah menempel di badan kita karena qorin/pendamping kita diganti sementara oleh sosok jin lain tersebut sehingga dapat mengendalikan tubuh dan pikiran manusia. Ketika orang yang diduga ketempelan jin tersebut ada 2 kemungkinan yang akan terjadi, pertama orang tersebut dapat melihat penampakan sosok jin karena mereka menyerap energi dari manusia yang ketakutan, kedua orang tersebut kesurupan, karena energi mereka yang ketakutan diserap oleh jin dan efeknya tubuh orang tersebut akan menjadi lemas, pikiran menjadi kosong sehingga jin tersebut dengan leluasa masuk ke dalam tubuh kita menggantikan jin qorin/pendamping lahiriah kita.

Disamping itu terkadang kita juga dapat ketempelan jin apabila menurut mereka telah mengganggu tempatnya tanpa perlu kita berada di tempat angker contohnya : berbicara kasar/sompral/tidak sopan di suatu tempat, merusak alam tempat mereka tinggal, buang sampah sembarangan, menantang untuk adu kekuatan, pesugihan, melakukan uji nyali dll. Ada baiknya kita harus selalu jaga tata krama, sopan santun baik sikap maupun perkataan, bukan hanya kepada sesama manusia namun seluruh makhluk ciptaan allah s.w.t termasuk juga alam semesta. Ada 4 tahap yaitu mengikuti, menempel, mendampingi, memerintah. Tahap mengikuti yaitu manusia yang diikuti oleh sosok jin karena tingkah lakunya yang buruk atau bisa juga baik, menempel mulai merasuki tubuh manusia bisa tidak menyebabkan apa-apa karena tidak betah namun yang umumnya ketempelan yaitu sakit fisik seperti pusing terus-menerus, kesemutan/pegel leher dan punduk yang tak kunjung sembuh, ketika tidur mengalami ketindihan (sleep paralyse), mendampingi bisa secara ilmu putih atau ilmu hitam. Ilmu putih karena jin melihat kita merupakan sosok yang baik, rajin, sopan, pintar, cerdas, taat beribadah, dermawan dll dan mereka senang akan hal itu sehingga dengan sukarela mereka akan mendampingi bahkan terkadang membantu dengan sukarela tanpa dipinta dan biasanya manusianya sendiri tidak sadar bahwa dia mempunyai pendamping dari kalangan jin selain qorin lahiriah. Sosok pendamping positip ini pun biasanya dapat memancarkan selubung aura positip/putih cerah/kuning emas bagi si manusianya sehingga biasanya akan terlihat elegan, menawan, bijaksana di mata manusia umumnya dan juga biasanya tidak akan diganggu oleh sosok-sosok jin negatif yang buruk rupa. Sedangkan pendamping dari ilmu hitam biasanya didapat bukan dengan cara baik/alamiah namun buruk karena berdasarkan perjanjian" tertentu dengan sosok jin atau paranormalnya sehingga hal ini dilarang oleh agama dan membahayakan bagi si manusianya dan bentuknya pun biasanya menyeramkan. kemudian terakhir yaitu memerintah, kita juga dapat memerintah sosok pendamping ini namun apabila pendamping didapat secara tidak sadar dalam hal ini alamiah/ilmu putih, maka biasanya tidak akan memerintah diluar hal kebaikan seperti beribadah dll, namun apabila ilmu hitam biasanya digunakan untuk hal-hal negatif seperti pesugihan,pengasihan, penglaris dll ada perjanjian dengan jin dan jin yang memerintah kita sehingga ini jelas sangat dilarang agama karena kita telah menyekutukan tuhan. Dan satu hal lagi bahwa sosok jin pendamping dari ilmu putih juga bisa meninggalkan kita atau bahkan berubah menjadi jahat apabila manusia tersebut menyekutukan tuhan dengan meninggalkan agama dan belajar ilmu hitam.

Lah terus mana nih cerita pengalaman kesurupan penulis nya? daritadi malah menjabarkan hal-hal lain keluh pembaca dalam hati. Oke-oke sabar semua harus runtun dan sistematis biar nanti kagak bingung-bingung amat bacanya kata si penulis dengan santainya. Jadi gini, masuk ke benang merah ketika gue berusia sekitar 4-6 tahunan atau kira-kira kelas 2-3 SD, gue kan masih kecil tuh, dan gue dulu hobby sepedahan, kebetulan gue waktu itu juga sudah tinggal di tempat gue sekarang yaitu perumahan Tamansari Indah cuman pada waktu itu sebagian tempat masih berbentuk hutan dan gunung kecil berbeda halnya dengan sekarang yang semuanya itu sudah menjadi perumahan baru tidak ada lagi hutan dan gunung kecil. Nah, pada suatu waktu gue kan sering sepedahan sore hari sendirian ya keliling-keliling perum lah dan gue sering banget ngelewatin bagian ujung depan perum dekat TK Sejahtera yang pada saat itu masih dikelilingi rawa, hutan rindang dengan pohon-pohon menjulang tinggi dan oleh sebagian orang-orang perum disebut banyak *penunggu yang tak kasat matanya* gue sebagai anak kecil yang bodo amat pada saat itu, tidak merasa ada yang aneh ketika melintasi daerah tersebut walaupun kalau gue ingat-ingat sedikit lumayan serem juga sih suasananya, apalagi menjelang malam karena jalannya dikelilingi oleh pohon-pohon gede, rawa-rawa dan hutan. Gue sepedahan melewati jalan itu pun tidak sehari-dua hari kalau gue kagak salah ingat ada sekitar semingguan terus menerus sepedahan lewat sana sampai pada akhirnya..........Pada suatu malam gue inget kejadiannya sehabis maghrib sekitaran jam 18.30 - 20.00 saat itu gue lagi diem tiba-tiba saja menggigil kaya sakit gitu padahal siang hari nya sehat-sehat aja, selain menggigil gue juga menangis tanpa sebab sambil sesekali ngomong tidak karuan pokoknya jadi aneh lah dimata alm babeh dan emak gue. Jujur, gue kurang tahu pasti yang jadi pemicu nya apa gue bisa kayak begitu, namun yang gue inget gue lagi di rumah, jadi ini bisa dibilang terjadi begitu saja atau istilah orang bilang mah "kesambet" di saat kita lagi lemah (melamun, pikiran kosong). Gue lupa apa yang gue rasa, pokoknya gue digendong ama alm emak gue sambil gue terus nangis, ngomong gak jelas, sambil nunjuk-nunjuk keluar rumah, kebetulan depan rumah gue agak ke kanan dikit itu ada rumah yang ada pekarangan/halamannya yang lumayan luas dan di mata gue pada saat itu adalah terlihat seperti lahan kuburan dan gue merengek-rengek/menjerit balik badan kagak mau lihat keluar rumah cuman nunjuk pake jari doang.

Selanjutnya gue yang terus menerus merasa setengah sadar, bertingkah aneh, nangis kagak karuan tersebut, akhirnya keluarga gue yang sudah melakukan berbagai cara yang rasional namun tidak berhasil menjadi kebingungan "nih bocah ngapa ya?" setelahnya gue dibaringkan begitu saja di ruang tengah keluarga sambil nunggu pak Haji/pemuka agama datang ke rumah. Seingat gue, karena kondisi gue yang masih nangis kagak karuan tidak bisa diapa-apain, pak haji bersama keluarga gue lainnya melantunkan doa bersama dan setelah itu mencipratkan serta mengusapkan air putih yang telah diberi doa-doa ke muka, tangan dan kaki gue. Setelah hal tersebut dilakukan, gue pun mulai berhenti menangis dan perlahan mulai tenang dan penuh kesadaran karena jujur kalau gue inget rasanya ketika sedang "on fire" itu kek setengah sadar dan blank, di dalam tubuh seperti ada yang berontak tapi sebagian lain menolak sehingga gue merengek, nangis, ngeluh kagak karuan. Menurut penuturan dari pak haji maupun keluarga, mereka menyimpulkan bahwa gue itu dirasuki sosok makhluk halus jin yang gue lupa cewek apa cowok namun katanya doi berasal dari depan (depan = area TK sejahtera di dalam perum) nempel di badan udah beberapa hari, alasannya karena gue sering sepedahan sore hari menjelang maghrib melewati depan rumahnya (mungkin pepohonan atau rawa) dan sosok ini juga menyukai anak kecil. Setelah gue ketempelan tersebut si sosok ini tidak pergi dan menunggu ada satu kesempatan untuk merasuki tubuh gue, dan akhirnya ketika gue lengah (cape, melamun, pikiran kosong) berhasil masuk seperti kasus gue di atas. Setelah diberi tahu, untuk mengantisipasi agar tidak terulang kembali akhirnya gue pun dilarang untuk sepedahan ke area "angker" tersebut, diingatkan kalau main jangan sampai sore menjelang maghrib dan mulai rajin beribadah (karena pada saat itu jujur gue jarang solat wkwkwk maklum anak kecil bandel). Konon katanya bagi yang dapat melihat aura tubuh, pada saat gue kerasukan itu aura tubuh gue berwarna ungu/kehitam-hitaman dan hal tersebut dapat mengundang banyak makhluk halus ke diri kita (aura merah = ketakutan, capek, emosi/marah, menstruasi dll disukai jin) mereka menyerap energi tubuh kita sehingga kita cepat lemas, emosi dll dan kalau itu tidak terkontrol atau membuat kita melamun + pikiran kosong, katup yang berada di atas kepala terbuka lebar dan seketika bisa langsung kesurupan dengan ditandai seluruh tubuh merinding seperti kesetrum dan setelahnya langsung setengah sadar.

Fenomena kesurupan seperti pengalaman gue di atas, bagi teman-teman lainnya mungkin juga pernah mendengar atau mengalami sebelumnya dengan ciri-ciri yang sama walaupun studi kasus nya tiap orang berbeda-berbeda, karena bisa saja ketempelannya karena tidak sengaja seperti kasus gue atau secara disengaja juga seperti bicara sompral, uji nyali, menantang "mereka" dll. Karena mau bagaimana pun juga takdir mereka adalah tetap ingin menampakan diri sebagai bukti "eksistensi" kepada orang-orang yang dalam kondisi "lemah". Fenomena kesurupan juga dapat dilihat dari aura tubuh seseorang, ketika warna aura normal manusia pada umumnya yaitu hijau/biru kemudian tiba-tiba berubah spektrum warnanya menjadi merah maka orang tersebut harus segera diingatkan, karena warna aura merah itu dapat mengundang jin (kuntilanak, pocong, genderuwo, tuyul dll) serta bisikan-bisikan negatif darinya dan akhirnya mereka menyerap energi kita untuk membuat kita pusing, pingsan, atau energi untuk dapat menampakan wujudnya (penampakan) sampai akhirnya merasuki tubuh (kesurupan). ada beberapa alasan kenapa aura tubuh seseorang bisa menjadi merah yaitu diantaranya :
  1. Galau, seseorang yang hati dan pikirannya tidak menentu, moody, murung dll;
  2. Takut/cemas, seseorang yang dilanda ketakutan/cemas berlebihan ketika berada di tempat-tempat tertentu;
  3. Marah, seseorang yang sedang dalam keadaan emosi berlebihan, dendam, dengki, iri hati dll;
  4. Banyak pikiran, seseorang yang tidak fokus karena memiliki banyak pikiran yang cenderung negatif;
  5. Tidak menjaga menstruasi bagi perempuan, tidak menjaga kebersihan serta pergi-pergian ke beberapa tempat ketika sedang menstruasi, saran ketika sedang menstruasi lebih baik di rumah saja karena perempuan yang sedang mens disinyalir disukai oleh para "kunti rangers" kuntilanak;
  6. Kecapean, orang yang dalam kondisi cape, lemah, pusing, lunglai, letih dan sakit;
  7. Dll
Untuk pengobatan awal ketika aura seseorang berubah menjadi warna merah maka bisa dengan minum air putih dan membasuh air ke muka yang dimulai dari dahi sampai ke kepala bagian atas atau bagi yang beragama muslim bisa berwudhu, hal tersebut dilakukan untuk menetralisir mencegah aura menjadi merah pekat. Setelah itu bisa bermeditasi, menenangkan pikiran atau bagi yang beragama muslim bisa melaksanakan solat dan dzikir/doa, karena hal tersebut dapat merecharge energi manusia, merecover warna aura manusia dari yang berwarna merah kembali ke warna aura hijau/biru sehingga diharapkan sosok-sosok jin pun akhirnya tidak berani mendekat karena konon katanya ketika kita dalam kondisi tenang/santai yang disebabkan karena bermeditasi maupun berdzikir itu mengalami situasi kebalikannya, malah kita yang dapat menyerap energi jin tersebut sehingga dapat membuat "mereka" kepanasan dan menjauh dari kita karena spektrum aura atau hukum alam yang terjadi.

Demikianlah tulisan gue mengenai pengalaman mistis kesurupan kali ini, ya gue berpesan aja bagi semua manusia di muka bumi ini untuk tetap ingat dan mengandalkan tuhannya kapanpun dan dimanapun klean berada, "they're everywhere" jadi selain menjaga fisik kita supaya tetap prima, secara batin/iman dengan tuhan kita juga kuat sehingga insyalah dapat menjadi benteng yang kokoh menjaga kita dari godaan-godaan jin yang ingin menyesatkan kita. Gue harap semoga sharing cerita ada manfaat dan berfaedah sedikit ya walaupun kagak penting-penting amat sih buat dibaca dan bagi pembaca yang membaca tulisan gue ini sampai selesai berarti anda kurang kerjaan. Maafin juga bila ada kata-kata yang sedikit nyeleneh mohon maklum namanya juga hiburan pena. Terima kasih dan tunggu cerita-cerita gue selanjutnya~

Catatan :
Cerita ini 100% ASLI/NYATA pengalaman penulis ketika masih kecil.
-  Mohon maaf apabila ada beberapa timeline/waktu/jam peristiwa yang mungkin miss, atau terbalik namun secara garis besar kurang lebih gambarannya seperti itu.
Manusia terkait dengan fenomena kesurupan jin, terbagi menjadi dua golongan:
1. Mereka yang mempercayainya dan meyakininya. Itulah keyakinan umumnya kaum muslimin.
2. Mereka yang mengingkarinya, dan menganggap itu bukan kesurupan jin. Keyakinan ini menjadi salah stau prinsip aliran liberal, mengikuti pemahaman pendahulunya, sekte Mu’tazilah. Untuk yang kedua ini tidak perlu dilirik, karena mereka lebih mengedepankan akal dan logika sederhana, ketimbang dalil Alquran dan sunah.


Read more https://konsultasisyariah.com/16701-kesurupan-jin-dalam-pandangan-islam.html
Manusia terkait dengan fenomena kesurupan jin, terbagi menjadi dua golongan:
1. Mereka yang mempercayainya dan meyakininya. Itulah keyakinan umumnya kaum muslimin.
2. Mereka yang mengingkarinya, dan menganggap itu bukan kesurupan jin. Keyakinan ini menjadi salah stau prinsip aliran liberal, mengikuti pemahaman pendahulunya, sekte Mu’tazilah. Untuk yang kedua ini tidak perlu dilirik, karena mereka lebih mengedepankan akal dan logika sederhana, ketimbang dalil Alquran dan sunah.


Read more https://konsultasisyariah.com/16701-kesurupan-jin-dalam-pandangan-islam.html
Manusia terkait dengan fenomena kesurupan jin, terbagi menjadi dua golongan:
1. Mereka yang mempercayainya dan meyakininya. Itulah keyakinan umumnya kaum muslimin.
2. Mereka yang mengingkarinya, dan menganggap itu bukan kesurupan jin. Keyakinan ini menjadi salah stau prinsip aliran liberal, mengikuti pemahaman pendahulunya, sekte Mu’tazilah. Untuk yang kedua ini tidak perlu dilirik, karena mereka lebih mengedepankan akal dan logika sederhana, ketimbang dalil Alquran dan sunah.


Read more https://konsultasisyariah.com/16701-kesurupan-jin-dalam-pandangan-islam.html
Manusia terkait dengan fenomena kesurupan jin, terbagi menjadi dua golongan:
1. Mereka yang mempercayainya dan meyakininya. Itulah keyakinan umumnya kaum muslimin.
2. Mereka yang mengingkarinya, dan menganggap itu bukan kesurupan jin. Keyakinan ini menjadi salah stau prinsip aliran liberal, mengikuti pemahaman pendahulunya, sekte Mu’tazilah. Untuk yang kedua ini tidak perlu dilirik, karena mereka lebih mengedepankan akal dan logika sederhana, ketimbang dalil Alquran dan sunah.


Read more https://konsultasisyariah.com/16701-kesurupan-jin-dalam-pandangan-islam.html
Manusia terkait dengan fenomena kesurupan jin, terbagi menjadi dua golongan:
1. Mereka yang mempercayainya dan meyakininya. Itulah keyakinan umumnya kaum muslimin.
2. Mereka yang mengingkarinya, dan menganggap itu bukan kesurupan jin. Keyakinan ini menjadi salah stau prinsip aliran liberal, mengikuti pemahaman pendahulunya, sekte Mu’tazilah. Untuk yang kedua ini tidak perlu dilirik, karena mereka lebih mengedepankan akal dan logika sederhana, ketimbang dalil Alquran dan sunah.


Read more https://konsultasisyariah.com/16701-kesurupan-jin-dalam-pandangan-islam.html
Manusia terkait dengan fenomena kesurupan jin, terbagi menjadi dua golongan:
1. Mereka yang mempercayainya dan meyakininya. Itulah keyakinan umumnya kaum muslimin.
2. Mereka yang mengingkarinya, dan menganggap itu bukan kesurupan jin. Keyakinan ini menjadi salah stau prinsip aliran liberal, mengikuti pemahaman pendahulunya, sekte Mu’tazilah. Untuk yang kedua ini tidak perlu dilirik, karena mereka lebih mengedepankan akal dan logika sederhana, ketimbang dalil Alquran dan sunah.


Read more https://konsultasisyariah.com/16701-kesurupan-jin-dalam-pandangan-islam.html
Manusia terkait dengan fenomena kesurupan jin, terbagi menjadi dua golongan:

Read more https://konsultasisyariah.com/16701-kesurupan-jin-dalam-pandangan-islam.html
Manusia terkait dengan fenomena kesurupan jin, terbagi menjadi dua golongan:

Read more https://konsultasisyariah.com/16701-kesurupan-jin-dalam-pandangan-islam.html
Manusia terkait dengan fenomena kesurupan jin, terbagi menjadi dua golongan:

Read more https://konsultasisyariah.com/16701-kesurupan-jin-dalam-pandangan-islam.ht
Sumber :
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/kesurupan-dilihat-dari-sisi-medis/
https://konsultasisyariah.com/16701-kesurupan-jin-dalam-pandangan-islam.html
Zikir Tauhid, karangan Agus Mustofa, terbitan Padma Press
colourtherapyhealing.com
thesynergycompany.com
Share This Article :
Nugraha Adi Permana, S.H.

Terlihat pemalu ketika belum akrab, tetapi lumayan ngacaprak ketika sudah akrab.

3471861729655381703

All Time Popular Post

Unbroken Spirit : The Sky We Saw That Day

"The sea has never been friendly to human. At most it has been the accomplice of human restlessness" PROLOGUE : Hai, na...

iklan banner

Hello!

Silahkan Chat saya atau email ke nugraha95permana@gmail.com

Support Nugraha Adi Permana, S.H.
6282240457325
Call us to +6282240457325 from 0:00hs a 24:00hs
Helo! Saya Adi. Ada yang bisa dibantu?
×
Hubungi via Whatsapp